Mungkin Anda pernah mendengar atau menerima pesan berantai yang gencar disebarkan di media sosial soal pangan rekayasa genetika (PRG) atau genetically modified foods. Pangan rekayasa genetika memang akhir-akhir ini menjadi isu yang dikhawatirkan banyak orang. Pasalnya, pangan rekayasa genetika adalah sebuah inovasi dalam bidang pertanian yang keamanan dan manfaatnya belum diakui secara konsensus atau universal. Untuk memahami serba-serbi pangan rekayasa genetika, simak informasi berikut ini.

Apa itu pangan rekayasa genetika?

Teknik rekayasa genetika pada pangan pertama kali dikembangkan untuk menjawab berbagai permasalahan seperti ketahanan pangan dan perubahan iklim. PRG diciptakan melalui teknik bioteknologi modern. PRG telah mengalami perubahan atau modifikasi gen yang tidak alami (direkayasa oleh manusia) dengan cara melakukan persilangan atau pemindahan gen dari jenis hayati lain. Cara ini juga dikenal dengan istilah transgenik.

Apa saja contoh pangan rekayasa genetika yang sudah beredar?

Berbagai jenis PRG yang telah tersedia di Indonesia sejak akhir tahun 1990an antara lain kedelai, jagung, dan tebu. Pangan rekayasa genetika tersebut diimpor dari negara-negara yang telah menanam dan memproduksi sendiri pangan rekayasa genetika. Indonesia sendiri belum berhasil mengembangkan tanaman transgenik. Di seluruh dunia, pengembangan pangan rekayasa genetika sudah lebih maju dan marak dilakukan. Amerika Serikat adalah salah satu negara yang sudah menggunakan bibit-bibit transgenik seperti jagung, tomat, kentang, dan pepaya.

Apa saja keunggulan dari pangan rekayasa genetika?

Berbagai masalah seperti pertumbuhan penduduk dan kondisi cuaca yang tidak stabil karena perubahan iklim menimbulkan tantangan sendiri bagi sumber pangan manusia. Setiap tahunnya, permintaan untuk bahan-bahan pangan pokok seperti jagung dan padi terus meningkat sementara ketersediaannya terus menurun karena kekeringan atau banjir. Maka, PRG dirancang sedemikian rupa untuk memastikan ketersediaan bahan pangan yang unggul. Biasanya PRG memiliki keunggulan sebagai berikut.
  • Tanaman transgenik lebih resistan terhadap hama, virus, dan penyakit
  • Tidak memerlukan banyak pestisida karena sifat tanaman transgenik sudah kebal terhadap serangan virus atau hama
  • Tanaman transgenik lebih tahan kekeringan karena hanya membutuhkan sedikit sumber daya seperti air dan pupuk
  • Pangan transgenik memiliki rasa yang lebih kuat dan enak  
  • Pangan transgenik memiliki zat gizi yang lebih kaya
  • Pertumbuhan tanaman transgenik lebih cepat
  • Daya simpan pangan transgenik lebih lama (tidak cepat busuk) sehingga pasokan makanan meningkat
  • Modifikasi sifat pangan sehingga hasilnya lebih sesuai dengan kebutuhan, misalnya kentang transgenik bisa memproduksi karsinogen yang lebih sedikit ketika digoreng

Apakah pangan rekayasa genetika aman dikonsumsi?

Meskipun pangan yang dihasilkan dari tanaman transgenik memiliki banyak keunggulan, masih banyak orang yang meragukan PRG. Keraguan terhadap pangan rekayasa genetika biasanya berkisar seputar keamanan dan efek sampingnya bagi manusia, antara lain sebagai berikut.
  • Hasil pangan dari tanaman transgenik berpotensi memiliki kandungan yang beracun atau menyebabkan alergi
  • Perubahan gen yang berbahaya, tak terduga, atau tak diinginkan
  • Berkurangnya zat gizi atau kandungan-kandungan lain karena proses persilangan gen
  • Pangan transgenik menyebabkan resistansi terhadap antimikroba alami
Pada kenyataannya, PRG dan bibit-bibit tanaman transgenik yang sudah beredar di dunia saat ini telah diatur dan lulus uji keamanan pangan yang dilakukan oleh masing-masing negara tempat didistribusikannya produk atau hayati tersebut. Di Indonesia sendiri yang bertangung jawab untuk menguji dan mengawasi PRG adalah Balai Kliring Keamanan Hayati dan Badan Pengawas Obat dan Makanan, sesuai dengan mandat yang tercantum dalam undang-undang, peraturan pemerintah, dan surat keputusan bersama lintas kementerian.
Uji keamanan yang dilakukan meliputi uji toksisitas, alergenitas, perubahan nilai gizi terkait perubahan genetika, serta kesepadanan substansial dalam pangan transgenik tersebut. Jika ditemukan zat-zat atau kandungan yang berpotensi membahayakan kesehatan, pangan rekayasa genetika tidak akan diberi izin untuk dijual dan didistribusikan. Ini berarti PRG yang sudah tersedia di Indonesia saat ini aman untuk dikonsumsi.

Bagaimana cara membedakan pangan rekayasa genetika dengan pangan biasa?

Peraturan Pemerintah no. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan mewajibkan produsen untuk mencantumkan keterangan bagi produk-produk PRG. Karena kebanyakan PRG adalah produk impor, perhatikan label yang menempel pada produk pangan tersebut. Apabila produk tersebut ditempeli stiker atau label dengan nomor seri 5 digit yang dimulai dengan angka 8, maka produk tersebut adalah pangan rekayasa genetika. Untuk produk-produk olahan, perhatikan komposisi yang biasanya dicantumkan di bagian belakang kemasan. Seharusnya ada keterangan jika bahan-bahan tertentu dalam produk tersebut yang berasal dari tanaman transgenik. Jadi, Anda harus benar-benar jeli saat memilih produk pangan.

6 Jenis Buah Aneh Hasil Rekayasa Genetika

Citizen6, Jakarta Rekayasa genetika merupakan proses memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari gen atau menyelipkan gen baru ke dalam organisme penerima. Teknologi rekayasa genetika merupakan inti dari bioteknologi. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Rekayasa genetika bisa dilakukan pada hewan, tumbuhan, bahkan pada manusia.
Untuk rekayasa pada tumbuhan, atau tanaman penghasil buah, tujuannya untuk meningkatkan produksi, dan mutu produksi, agar tahan lama, meningkatkan kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama, dan penyakit tertentu.
Seperti 6 buah berikut ini yang lahir karena hasil rekayasa genetika
1. Tomat Ungu
Tomat dikenal tidak bisa tahan lama. Karena mudah membusuk, ibu rumah tangga tak berani menyimpan tomat dalam jumlah banyak. Namun setelah mengalami rekayasa genetika, tomat bisa berumur lebih panjang dengan warna yang tidak lagi merah, melainkan ungu. Kelebihannya selain lebih tahan lama dari asalnya 21 hari menjadi 48 hari, juga memiliki kandungan nutrisi lebih baik. Salah satunya karena kandungan anthocyanin yang terkandung dalam tomat.
Professor, Cathie Martin dari The John Innes Centre Inggris, mengatakan, peneliti telah berhasil menemukan tomat dengan varietas lebih kaya rasa dan tahan lama dari hasil rekayasa genetika tersebut.
2. Grapple

Grapple merupakan hasil rekayasa antara apel dan anggur. Buah ini masih berbentuk apel, namun memiliki tekstur seperti anggur. Sedangkan rasanya merupakan campuran dari rasa kedua buah. Setelah mengalami rekayasa genetika, keunggulan dari grapple tidak hanya memiliki rasa baru, tapi kandungan nutrisi yang ada di dalamnya juga mengalami peningkatan. Grapple memiliki dosis vitamin c sangat tinggi, melebihi kandungan yang dimiliki apel dan anggur.
Namun dalam merekayasa genetika, untuk menghasilkan grapple tidak bisa dilakukan sembarangan. Untuk buah apel merupakan pilihan dengan kualitas yang cukup baik. Sementara anggur dipilih jenis tertentu, disesuaikan dengan rasa yang akan dihasilkan. Gen anggur yang dimasukkan pada apel akan sangat berpengaruh kuat terhadap rasa yang dihasilkan.
3. Pluots

Pluots merupakan buah hasil rekayasa genetika dari buah plum dan apricot. Pliots sering juga disebut buah telur dinosaurus. Pluots terkenal dengan rasanya yang sangat manis dan juga memiliki tekstur kulit yang lembut. Kelebihan dari pluots, selain memiliki rasa manis, dan kandungan vitamin c tinggi, serta mengandung lycopene yang antioksidan, anthocyanins, potassium, dan lutein, juga dikenal sebagai buah yang tidak memiliki natrium, zat yang bisa meningkatkan kadar kolesterol. Karena itulah pluots dianggap sebagai buah sehat, tidak memiliki efek negatif bagi siapa saja yang mengkonsumsinya.
4. Cucamelon

Cucamelon merupakan buah hasil rekayasa yang sungguh luar biasa, karena melibatkan tiga jenis buah, semangka, mentimun dan jeruk nipis. Ukuran buah seperti anggur, namun terlihat seperti semangka mini, dan rasanya seperti mentimun dan jeruk nipis. Tanaman penghasil cucamelon bisa dikembangkan dengan mudah. Bahkan bisa ditanam dalam pot dan di luar ruangan. Kelebihan dari cucamelon sangat kebal terhadap hama, tahan kering. Tanaman buah ini berasal dari Meksiko, dan sudah ada sejak berabad-abad. Cucamelon bisa dikonsumsi dalam berbagai cara, baik dikonsumsi langsung, dicampur salad, atau dicampur sebagai bahan koktail.
5. Peacotum

Buah hasil rekayasa yang satu ini juga perpaduan dari tiga jenis buah, peach, apricot, dan plum. Sepintas buah yang dinamai peacotum ini jika dilihat dari luar seperti tomat. Namun jika dibelah buah ini lebih menyerupai plum. Sedangkan tekstur dari buah ini menyerupai apricot. Peacotum kini menjadi buah yang cukup digemari di Amerika, karena rasa manisnya dan dikembangkan secara komersial oleh sebuah perusahaan dan diberi label nectacotum.
Peacotum memiliki kadar terpenoid lebih tinggi yang berguna sebagai antimikroial, pestisidal dan antifungal, sehingga buah ini memiliki daya tahun lebih lama. Bahkan kini peacotum tengah dikembangkan lebih jauh lagi, karena antioksidannya sangat besar. Yang utama cara penanaman dan pengolahannya terbilang mudah dan cepat menghasilkan.
6. Lematos

Rekayasa genetika terhadap tomat, sehingga memiliki aroma buah lemon dan bunga mawar ini dinamai lematos. Tomat trensgenik ini mengubah gen basil jeruk, ocimum basilicum, menjadi enzim pembuat aroma baru, yakni geraniol synthase. Lematos memiliki warna merah muda yang dipengaruhi setengah lycopen. Sedangkan tomat konvensional mengandung lycopen seluruhnya. Untuk mengimbangi kadar rendah dari lycopen, lematos memiliki kadar terpenoid lebih tinggi yang berguna sebagai antimikroial, pestisidal dan antifungal, sehingga lematos memiliki daya tahun lebih lama.
Walaupun memiliki kandungan hampir sama dengan buah alami, para peneliti meminta tetap harus hati-hati mengkonsumsi lematos, karena masih terdapat beberapa kandungan yang bisa berbahaya bagi kesehatan. Apalagi para peneliti sebelumnya melakukan percobaan ini untuk mengetahui apakah, tomat bisa memiliki rasa lemon atau tidak.

Susi Bidik 24 Juta Ton Produksi Budidaya Ikan Tahun Depan

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Foto: Dok. KKPFoto: Dok. KKP
Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menganggarkan Rp 944,85 miliar untuk Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tahun depan. Jumlah anggaran tersebut sesuai dengan isi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) APBN 2018 yang telah diberikan olehnya kepada Dirjen Perikanan Budidaya Slameg Soebjakto hari ini.

Berdasarkan data Ditjen Perikanan Budidaya, anggaran sebesar Rp 944,85 miliar tersebut akan digunakan 68% di antaranya untuk kegiatan prioritas, 8% untuk kegiatan pendukung dan 24% untuk kegiatan rutin. 

Dari anggaran sebesar Rp 944,85 miliar tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya menargetkan produksi perikanan budidaya tahun depan sebesar 24,08 juta ton, dengan rincian 7,91 juta ton untuk produksi budidaya perikanan dan 16,17 juta ton untuk rumput laut.

"Indikator kinerja perikanan budidaya tahun depan di antaranya 24 juta ton perikanan budidaya, dan nilai tukar pembudidaya ikan sebesar 102,5," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto di Gedung GMB III KKP, Jakarta, Senin (12/12/2017).

Beberapa kegiatan prioritas yang akan dilakukan dalam mencapai target kinerja tersebut di antaranya perbenihan yang dianggarkan sebesar Rp 251,6 miliar, kawasan kesehatan ikan (Rp 146,7 miliar), produksi dan usaha budidaya (Rp 168,7 miliar), pakan dan obat ikan (Rp 82,9 miliar), serta operasional perkantoran dan dukungan manajemen sebesar Rp 294,7 miliar.

Dari anggaran tersebut, target output yang diharapkan di antaranya bantuan 200 juta ekor benih ikan, 5.000 Ha asuransi pembudidaya, 300 paket bantuan operasional keramba jaring apung, 300 paket lele bioflok, 750 paket sarana usaha budidaya, 500 Ha minapadi, 20 paket produksi bibit rumput laut, 250 paket pakan mandiri, bantuan 1,2 juta ekor induk unggul, penataan 10 kawasan budidaya hingga pembangunan 3 SKPT dan 2 unit pabrik pakan skala medium.

Tahun depan, Ditjen Perikanan Budidaya juga akan membangun pabrik pakan ikan senilai Rp 14,8 miliar di Pangandaran, Jawa Barat. Selain itu, ada juga pembangunan 1 paket embung senilai Rp 14,16 miliar di daerah yang sama tahun depan.

Di dalam pabrik yang akan didirikan itu, KKP akan membeli 1 unit mesin pakan ikan seharga Rp 8,3 miliar yang memiliki kapasitas hingga 1 ton per jam. Pembangunan pabrik pakan berukuran sekitar 1.000 meter persegi juga akan menelan biaya pengawasan sebesar Rp 375 juta.

"Pangandaran punya potensi untuk air payau dan air tawar. Dari sisi lautnya, itu sangat dimungkinkan untuk KJA offshore, lalu untuk kegiatan pabrik pakan skala medium di sana, sumber bahan baku juga tersedia. Daerah pertanian juga dekat dan produk-produk kelautan. Masyarakat juga cukup banyak dari nelayan dan pembudidaya yang akan terserap," ujar Slamet. (eds/dna)

Industri Kerajinan Perak Indonesia Unggul di Pasar Internasional

Reporter: 
Editor: 

Erwin Prima

Sejumlah perajin perak menyelesaikan pesanan di Kampung Trunojayan, Kotagede, Yogyakarta, 21 November 2017. Kerajinan perak Kotagede punya motif khas dari tanaman teratai dan teknik membuatnya dengan filigri (membentuk dengan kawat perak yang tipis) yang hanya bisa dikerjakan oleh perajin yang teliti. ANTARA FOTO/Maulana Surya
Sejumlah perajin perak menyelesaikan pesanan di Kampung Trunojayan, Kotagede, Yogyakarta, 21 November 2017. Kerajinan perak Kotagede punya motif khas dari tanaman teratai dan teknik membuatnya dengan filigri (membentuk dengan kawat perak yang tipis) yang hanya bisa dikerjakan oleh perajin yang teliti. ANTARA FOTO/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian menilai industri kerajinan perak di Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Menurut Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, hal itu dikarenakan Indonesia memiliki keunggulan seperti desain dan kualitas produk.
"Ini salah satu bukti bahwa industri ini masih punya nilai tambah tinggi. Mulai dari bahan baku sampai barang jadi, nilai tambahnya mencapai di atas 50 persen," kata Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 31 Maret 2018. Namun, sektor ini masih mengandalkan buatan tangan para perajin dalam proses produksi.
Kemenperin pun mendorong sektor yang mayoritas skala industri kecil dan menengah ini ke arah klester. Airlangga menilai, nantinya para pelaku usaha akan lebih mudah mendapatkan bahan baku dan memasarkan produknya.
"Bahkan, kompetensi para perajinnya akan semakin meningkat karena mereka berkumpul. Ini bisa terus menjaga keberlangsungan produktivitasnya. Konsepnya adalah one village one product, jadi perak menjadi kekuatan Kotagede,” ucap dia.
Ia menjelaskan industri kerajinan sebagai salah satu sektor yang tengah diprioritaskan pengembangannya. Industri ini dianggap mampu menghasilkan nilai tambah tinggi, berdaya saing global, berorientasi ekspor, menyerap banyak tenaga kerja, serta didukung dengan ketersediaan sumber bahan baku yang cukup.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan Kemenperin, industri kerajinan di dalam negeri lebih dari 696 ribu unit usaha dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 1,32 juta orang. Sementara itu, sampai dengan November tahun 2017, nilai ekspor produk kerajinan tahun 2017 berada di angka USD776 juta, naik 3,8 persen dibanding tahun 2016 sekitar USD747 juta.